Menang Pilkada dengan Terukur, Efektif dan Efisien.
Pilkada hari ini adalah pertempuran
modern yang harus dimenangkan dengan metode, strategi dan senjata
modern. Pilkada tidak bisa lagi dimenangkan dengan cara-cara tradisional, baik berdasarkan perasaan dan/atau sekadar hasrat pribadi.
Kemenangan dalam Pilkada ditentukan oleh masyarakat melalui mekanisme one person one vote, sehingga diperlukan teknik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan maupun selera masyarakat agar dapat terpilih.
Kebutuhan dan selera masyarakat sebagai
penentu kemenangan Pilkada tidak bisa diketahui hanya dengan perkiraan,
berita koran, apalagi dengan hasrat pribadi saja. Infomasi tersebut
bisa didapatkan dengan sangat rinci melalui survei politik.
Survei politik tidak hanya berfungsi
sebagai pemetaan kekuatan dan pengumpulan informasi tentang selera
publik saja, tetapi juga mempunyai peran yang sangat vital dalam
menentukan apakah seorang kandidat layak maju atau tidak dalam Pilkada.
Berbekal dari hasil survei, kandidat
yang memutuskan maju dalam Pilkada dapat membuat rencana pemenangan
dengan sangat baik, sehingga pemenangan Pilkada dapat dilakukan dengan
pengerahan sumber daya yang efektif dan efisien.
Kenapa Harus Melakukan Survei Pra-Pilkada ?
- Pilkada adalah proses demokrasi yang dapat diukur, dikalkulasi, dan diprediksi dalam proses maupun hasilnya.
- Survei merupakan salah satu pendekatan penting dan lazim dilakukan di negara maju untuk mengukur, mengkalkulasi, dan memprediksi bagaimana proses dan hasil Pilkada yang akan berlangsung, terutama menyangkut peluang kandidat.
- Sudah masanya meraih kemenangan dalam Pilkada berdasarkan data empirik, ilmiah, terukur, dan teruji.
- Sebagai salah satu aspek penting strategi pemenangan kandidat dalam
Pilkada, survei bermanfaat untuk melakukan pemetaan kekuatan politik.
Dalam hal ini, tim sukses semestinya membuat survei untuk:
- Memetakan posisi kandidat di mata masyarakat;
- Memetakan keinginan pemilih;
- Mendefinisikan mesin politik yang paling efektif digunakan sebagai pengumpul suara (vote getter);
- Mengetahui media/sarana yang paling efektif untuk kampanye.
Apa Manfaat Survei Pra-Pilkada ?
- Dalam menentukan strategi pemenangan kandidat, tim sukses harus mengandalkan data hasil survei.
- Untuk mengetahui bagaimana peta/sebaran dukungan dan preferensi pemilih terhadap kandidat berdasarkan aspek: wilayah, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, afiliasi keagamaan dan organisasi sosial, serta tingkat sosial-ekonomi.
- Untuk mengetahui bagaimana tingkat popularitas kandidat di mata masyarakat, baik pada masa pra-kampanye maupun pada masa kampanye menjelang pemilihan.
- Berdasarkan hasil survei, tim sukses akan dapat merencanakan strategi sosialisasi sekaligus memperkirakan seberapa besar dana yang diperlukan untuk membiayai kampanye.
- Berdasarkan hasil survei, tim sukses dapat mengemas pencitraan kandidat sesuai dengan ideal yang diharapkan pemilih dan dapat menggunakan media kampanye yang tepat.
- Untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang berkembang di masyarakat sebagai bahan kampanye kandidat dan dapat menyusun program kampanye sesuai kehendak pemilih.
- Untuk mengetahui besaran peluang atau probabilitas kandidat untuk menang dalam Pilkada.
Berapa Kali Survei Pra-Pilkada Dilakukan?
- Survei perlu diadakan minimal 3 (tiga) kali sebelum Hari-H Pilkada dilakukan.
- Survei pertama sebaiknya dilakukan secepat mungkin. Sebab kandidat yang tahu situasi lebih cepat memiliki kemungkinan menang lebih besar. Survei pertama ini digunakan untuk mengukur modal dasar yang dimiliki kandidat dan mengukur harapan pemilih. Survei pertama dipakai sebagai dasar pencitraan kandidat serta strategi pemasaran dan pemenangan kandidat.
- Survei kedua (Tracking Survey) diadakan 2-3 bulan setelah tim sukses bergerak mengintervensi publik (sosialisasi). Survei ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif strategi kampanye yang telah dilakukan.
- Survei ketiga (Tracking Survey) diadakan pada saat pelaksanaan kampanye Pilkada. Survei ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif strategi kampanye dan upaya pemenangan yang telah dijalankan. Juga untuk menilai berapa kira-kira perolehan suara kandidat dalam Pilkada nanti.
Apa Kerugian Kandidat yang Tidak Melakukan Survei ?
- Tidak memiliki informasi yang rinci tentang peta dukungan baik terhadap diri sendiri maupun kompetitor.
- Tidak bisa merumuskan strategi kampanye yang akurat, efektif dan efisien.
- Pembengkakan postur dan struktur tim sukses/boros dalam pengerahan sumberdaya manusia.
- BOROS BIAYA !
Metodologi Survei.
Survei nasional dan survei pra-pilkada yang dilakukan oleh PUTRAMAS NETWORK menggunakan teknik multistage random sampling.
Model pengacakan dilakukan secara bertingkat yang dilakukan secara
proporsional berdasarkan besaran populasi pemilih. Dengan metode
pengacakan seperti di atas, maka akan didapatkan jumlah responden yang
proporsional sesuai dengan prosentase jumlah pemilih di daerah tersebut
sehingga hasil survei dapat digeneralisasi dan mencerminkan populasi.
Survei nasional dan survei pra-pilkada yang dilakukan PUTRAMAS NETWORK mengacu pada kaidah-kaidah berikut:
- Metode penarikan sampel multistage random sampling.
- Jumlah responden untuk survei nasional 2600 orang,survei pra-pilkada provinsi 1000 orang dan untuk survei pra-pilkada kabupaten/kota 600 orang.
- Tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error ± 1,9% untuk survei nasional, ± 3,1% untuk survei pra-pilkada provinsi dan ± 4% untuk survei pra-pilkada kabupaten/kota.
Survei nasional dan survei pra-pilkada yang dilakukan PUTRAMAS NETWORK memiliki standar quality control sebagai berikut:
- Quality control dilakukan untuk menjaga akurasi dan realibilitas data yang diperoleh.
- Uji petik (spots check) 20% dari total responden.
- Verifikasi 100% data kuesioner terkumpul.
- Jenjang pendidikan surveyor (pewawancara) minimal mahasiswa semester 7 yang ditraining terlebih dahulu.
- Setiap surveyor hanya bertugas di 1 (satu) desa/kelurahan untuk 10 (sepuluh) responden terpilih.
- Supervisi berlapis oleh Koordinator Lapangan, Supervisor dan Tim Pelaksana.
- Komparasi karakteristik responden dengan Data Statistik BPS (Susenas/Suseda).
Penarikan Sampel
Penarikan sampel dalam survei yang
dilakukan oleh PUTRAMAS NETWORK dilakukan dalam dua tingkatan. Pada tingkat
pertama populasi (menggunakan data pemilih pada Pemilu 2009) provinsi,
kabupaten/kota, atau kecamatan diurutkan dari yang paling banyak hingga
yang paling sedikit populasinya. Kemudian dikelompokkan berdasarkan
karakteristik pedesaan dan perkotaan. Perbandingan karakteristik
pedesaan dan perkotaan ini berbeda-beda antara provinsi yang satu dengan
provinsi yang lain dan antara kabupaten/kota yang satu dengan
kabupaten/kota yang lainnya. Data perbandingan karakteristik pedesaan
dan perkotaan ini didapat dari data BPS terbaru.
Pada tingkat kedua dilakukan pengacakan
terhadap proporsi pemilih desa/kelurahan di provinsi, kabupaten/kota
atau kecamatan yang dijadikan target. Surveyor kami akan mendata jumlah
RT (satuan masyarakat terkecil) di desa/kelurahan tersebut dan akan
mengambil 5 (lima) RT yang akan dijadikan target setelah sebelumnya
dilakukan proses pengacakan. Pada setiap RT akan diambil 2 (dua) orang
responden yang terdiri dari 1 (satu) orang laki-laki dan 1 (satu) orang
perempuan. Proporsi gender dalam survei adalah 50% laki-laki : 50%
perempuan.
Responden yang dijadikan target adalah
seseorang yang telah memiliki hak politik yaitu berusia minimal 17 tahun
atau sudah menikah, dan tidak memiliki kendala fisik yang dapat
mengganggu jalannya proses wawancara. Survei dilakukan dengan metode
tatap muka secara langsung yang bebas dari tekanan atau intervensi
siapapun. Jawaban yang akan dicatat oleh surveyor adalah jawaban dari
responden saja.
0 comments:
Post a Comment